Konflik antara pemerintah Tiongkok dan masyarakat Muslim Uighur di wilayah Xinjiang telah menjadi sorotan internasional dalam beberapa tahun terakhir. Kekerasan yang terus berlanjut telah menimbulkan pertanyaan besar tentang akar penyebab konflik ini. Konflik ini menjadi semakin rumit karena melibatkan unsur politik, ekonomi, dan agama. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, mari kita menelusuri jejak kekerasan dan akar konflik Muslim Uighur di Xinjiang, China.
Sejarah konflik ini telah berakar sejak lama. Provinsi Xinjiang di Tiongkok adalah tempat tinggal bagi sebagian besar etnis Muslim Uighur. Mereka telah lama menuntut otonomi dan menjaga identitas budaya mereka, yang sering kali bertentangan dengan kebijakan pemerintah Tiongkok yang bersifat asimilasi dan kontrol terhadap wilayah tersebut. Ketegangan semakin meningkat sejak pemerintah Tiongkok memperluas pengaruhnya di Xinjiang, dengan membangun kamp-kamp pemasyarakatan untuk memperjuangkan program "penyatuan nasional" yang dipandang sebagai penindasan terhadap masyarakat Muslim Uighur.