Luapan kemarahan warga sempat memuncak dengan aksi pembakaran pos polisi yang berada tepat di bawah jalan layang Senen. Kobaran api dan asap dari pos tersebut menjadi simbol kekecewaan mendalam sekaligus tuntutan agar aparat kepolisian bertanggung jawab atas tragedi yang menimpa rekan mereka.
Hingga berita ini diturunkan, situasi belum mereda. Massa masih bertahan, sementara ledakan dari petasan dan tembakan gas air mata terdengar bersahut-sahutan. Kondisi di lapangan menunjukkan ketegangan yang belum kunjung reda, mencerminkan betapa seriusnya dampak sosial dari insiden fatal yang melibatkan aparat kepolisian ini.
Sebelumnya, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, Irjen Pol Abdul Karim, menegaskan bahwa kasus rantis yang menewaskan pengemudi ojol tersebut akan ditangani secara cepat dan transparan. Ia menyatakan penyelidikan dilakukan tidak hanya oleh Propam Mabes Polri, tetapi juga melibatkan Korps Brimob serta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebagai pengawas eksternal. Pernyataan ini diharapkan mampu meredam kemarahan publik, meski kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian tengah berada di ujung tanduk.