Pernyataan Luhut soal kesabaran menimbulkan berbagai reaksi. Di satu sisi, ada yang percaya bahwa transformasi butuh waktu. Tapi di sisi lain, masyarakat juga mulai lelah dengan janji yang terasa seperti tiket ekonomi yang terus digantungkan di masa depan.
“Kalau rakyat disuruh sabar, pejabat juga harus berhenti boros dan mulai memberi contoh,” tulis seorang netizen di media sosial.
Ketimpangan Masih Nyata, Siapa yang Siap Menunggu?
Meski ekonomi makro menunjukkan kemajuan, ketimpangan pendapatan, akses pendidikan, hingga kualitas layanan publik masih jadi sorotan. Banyak yang bertanya:
Apakah visi negara maju ini hanya untuk segelintir orang?
Dan bagaimana rakyat kecil bisa ‘menunggu’ sambil bertahan hidup?
Realita vs Harapan: 2045 Masih Jauh
Visi 2045 memang terdengar megah. Tapi yang dibutuhkan masyarakat bukan hanya janji jangka panjang, melainkan perubahan nyata sekarang. Harga kebutuhan pokok, lapangan kerja, transportasi yang layak—semua itu lebih mendesak daripada angka di kalender dua dekade mendatang.