Unggahan video yang merekam aksi sejumlah warga Lau Simeme mengamuk di Kantor Polrestabes Medan, viral di media sosial X. Video tersebut memperlihatkan sejumlah warga, yang didominasi oleh perempuan, menangis meraung-raung di hadapan sejumlah polisi. Mereka mengekspresikan kekecewaan karena laporan dugaan penganiayaan yang dilakukan aparat keamanan kepada anggota keluarga mereka ditolak pihak kepolisian.
Dari keterangan dalam video yang diunggah oleh akun @neVerAl0nely, terungkap bahwa dugaan penganiayaan terjadi saat warga melakukan aksi unjuk rasa yang menuntut penyelesaian pembayaran ganti rugi lahan untuk pembangunan Bendungan Lau Simeme. Aksi unjuk rasa tersebut diikuti oleh sekitar 200 kepala keluarga dari 5 desa di Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Sibirubiru, Deliserdang pada Kamis, 7 November 2024.
Video yang diunggah warga Lau Simeme yang mengamuk di Polrestabes ini sangat viral di media sosial X. Tidak hanya ditonton lebih dari 31 ribu kali dalam beberapa jam setelah diunggah, video tersebut juga sudah dibagikan lebih dari 1000 kali oleh pengguna X lainnya.
Reaksi dari warga X pun mengalir deras. Banyak di antara mereka yang menyesalkan penolakan terhadap laporan tersebut, mengingat bahwa polisi seharusnya wajib menerima seluruh laporan dari warga.
Dalam video tersebut, seorang perempuan terlihat berteriak, "Berapa mereka bayar kalian, sampai kalian tidak mau menerima laporan kami," sambil menunjuk beberapa petugas kepolisian yang berada di dekatnya. Seorang perwira berpangkat Komisaris Polisi terlihat memantau aksi warga yang mengamuk itu, didampingi oleh sejumlah bintara Polwan yang berusaha menenangkan para warga. Di media sosial X, akun-akun warga juga mengekspresikan keprihatinan mengenai penolakan laporan tersebut.