Tampang

Krisis Hutan di Pulau Sumbawa: Erosi Tanah Parah, Banjir dan Longsor Tak Terhindarkan

7 Apr 2025 18:32 wib. 113
0 0
Banjir bandang di sungai Desa Lekong, Senin (17/3/25) pukul 15.30 Wita (Sunanjayadi)
Sumber foto: Google

Ahmadi menyarankan pohon sengon (Albizia chinensis) sebagai alternatif. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, pohon ini juga berfungsi ekologis dengan mengikat nitrogen dan memperbaiki kondisi tanah.

“Satu pohon sengon bisa bernilai hingga Rp1 juta. Jika ditanam 400 pohon per hektare, hasil panennya bisa mencapai Rp400 juta. Ini kompetitor ekonomi yang sehat untuk jagung,” ujarnya.


Sengon Bisa Ditumpangsarikan, Solusi Berkelanjutan

Lebih lanjut, Ahmadi menjelaskan bahwa sengon bisa ditanam bersama jagung dalam sistem tumpangsari. Artinya, masyarakat tetap bisa menanam jagung sebagai pendapatan jangka pendek, sambil menunggu sengon dipanen dalam 4 tahun ke depan.

“Yang penting kita tidak hanya melarang. Justru memberikan solusi ekonomi agar masyarakat tetap sejahtera tanpa merusak alam,” tegasnya.


Bencana Ekologi Terus Terjadi Sejak 2012

Kerusakan hutan bukan hanya menyebabkan banjir dan longsor, tetapi juga berdampak saat musim kemarau. Tanpa tutupan vegetasi yang cukup, air hujan tidak bisa disimpan dalam tanah, sehingga menyebabkan kekeringan ekstrem.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?