Tampang

Krisis Hutan di Pulau Sumbawa: Erosi Tanah Parah, Banjir dan Longsor Tak Terhindarkan

7 Apr 2025 18:32 wib. 111
0 0
Banjir bandang di sungai Desa Lekong, Senin (17/3/25) pukul 15.30 Wita (Sunanjayadi)
Sumber foto: Google

Tampang.com | Kerusakan hutan yang semakin masif di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi pemicu utama terjadinya berbagai bencana alam, mulai dari longsor, banjir bandang, hingga kekeringan ekstrem. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyebutkan bahwa kondisi ini diperparah oleh pembukaan lahan besar-besaran untuk budidaya jagung.


Hilangnya Vegetasi Hutan Perparah Dampak Musim Hujan

Menurut Kepala BPBD NTB, Ahmadi, kawasan hutan di Sumbawa yang berada di daerah perbukitan terjal kini hampir habis. Vegetasi yang sebelumnya mampu menahan air dan melindungi tanah dari erosi, kini digantikan tanaman jagung yang berakar serabut dan tidak mampu menjalankan fungsi ekologis tersebut.

“Ketika hujan deras datang, tidak ada lagi akar pohon yang kuat untuk menahan air. Akibatnya, tanah longsor dan sungai meluap, merendam permukiman dan merusak infrastruktur,” jelas Ahmadi di Mataram, Jumat (4/4/2025).


Jagung Mendominasi, Alternatif Ekonomi Diperlukan

Masifnya ekspansi ladang jagung dari pesisir hingga puncak bukit karst dinilai sebagai penyebab utama deforestasi. Namun, pelarangan total bukan solusi. BPBD menilai pendekatan berbasis ekonomi justru lebih efektif untuk mengatasi kerusakan lahan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?