Tampang.com | Memasuki pertengahan 2025, kekeringan panjang mulai dirasakan di banyak daerah. Di tengah suhu panas ekstrem dan curah hujan minim, krisis air bersih kembali menghantui jutaan warga Indonesia. Ironisnya, di tengah anggaran infrastruktur yang besar, masih banyak daerah yang tidak memiliki akses air bersih yang layak. Apa yang sebenarnya salah dengan tata kelola air kita?
Sumur Mengering, PDAM Tak Menjangkau
Dari data BNPB, lebih dari 300 kabupaten/kota saat ini mengalami kekeringan level sedang hingga berat. Di banyak tempat, sumur warga mengering dan pasokan dari PDAM tidak mencukupi.
“Air mati sudah tiga hari. Kami harus beli air tandon seharga Rp50 ribu per 1.000 liter,” ujar Darto, warga Pati, Jawa Tengah.
Pembangunan Lambat, Pemerataan Terhambat
Salah satu penyebab utama adalah ketimpangan infrastruktur air. Hanya sekitar 20% rumah tangga di Indonesia yang mendapatkan air langsung dari jaringan perpipaan. Sisanya mengandalkan sumber air permukaan dan sumur yang sangat rentan saat kemarau.