“Sejarah nasional terakhir kali ditulis sebelum era SBY, jadi sekarang perlu diperbarui dan ditambah berdasarkan buku-buku yang sudah ada,” jelas Fadli Zon dalam sebuah pernyataan di Istana, Jakarta.
Meski tujuan pembaruan sejarah ini adalah memperkaya narasi bangsa, penolakan dari masyarakat sipil menunjukkan adanya kekhawatiran bahwa revisi sejarah ini dapat menjadi alat politik yang merugikan keutuhan dan keberagaman sejarah Indonesia.