Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah memacu pengembangan industri film nasional melalui pembukaan akses ke pasar dan jalur distribusi di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini dilakukan lewat Program Akselerasi Kreatif (AKTIF) yang difokuskan pada subsektor film. Program tersebut diharapkan dapat menjadi motor penggerak agar karya sineas lokal semakin dikenal di kancah internasional.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menjelaskan bahwa Program AKTIF subsektor film merupakan bentuk konkret kolaborasi hexahelix, yakni sinergi antara pemerintah, pelaku industri film, media, akademisi, komunitas, dan sektor swasta. Menurutnya, keberhasilan industri kreatif tidak hanya ditentukan oleh ide-ide brilian, tetapi juga dukungan ekosistem yang solid.
"Ekonomi kreatif tidak hanya lahir dari ide, tetapi bertumbuh dari kolaborasi. Film sebagai medium ekspresi kreatif harus dikembangkan dengan dukungan nyata dari ekosistem, termasuk media sebagai mitra strategis," ujar Teuku Riefky dalam keterangan pers pada Kamis. Ia menegaskan bahwa karya sineas lokal memiliki potensi besar untuk menembus pasar global dan bersaing dengan produksi internasional.