Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan bahwa Indonesia memiliki daya saing tinggi dalam pengembangan wisata minat khusus, terutama pada tiga sektor utama yakni gastronomi, wisata bahari, dan wisata kebugaran. Ketiga sektor ini dinilai mampu memberikan pengalaman wisata yang lebih mendalam, bernilai tambah, dan berkelanjutan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Dengan fokus pada gastronomi, bahari, dan wellness, Indonesia tidak hanya menjual destinasi, tapi juga pengalaman yang otentik dan menyentuh dimensi budaya, alam, serta kesehatan,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/7).
Dari sisi gastronomi, Indonesia memiliki keanekaragaman kuliner yang sangat kaya dan bersumber dari kearifan lokal yang hidup di setiap daerah. Kuliner seperti rendang, sate, soto, hingga jamu tradisional tak hanya menggugah selera, tetapi juga merepresentasikan warisan budaya yang kuat. Potensi ini, kata Made, terus diangkat melalui berbagai promosi kuliner di dalam dan luar negeri.
Sementara itu, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang luar biasa. Destinasi unggulan seperti Raja Ampat, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Kepulauan Seribu menawarkan pesona alam bawah laut kelas dunia yang ideal untuk aktivitas diving, snorkeling, hingga liveaboard. “Pengembangan wisata bahari kami arahkan ke model yang berkelanjutan dan konservatif, demi menjaga kelestarian laut dan habitatnya,” tambah Made.