Kendala keterlambatan penerbangan haji tidak hanya berdampak pada jemaah haji itu sendiri, tetapi juga pada keluarga dan petugas yang terlibat dalam persiapan keberangkatan. Oleh karena itu, Kemenhub menekankan pentingnya kinerja maskapai penerbangan dalam memastikan keberangkatan jemaah haji berjalan lancar dan sesuai jadwal. Dalam hal ini, manajemen Garuda Indonesia diminta untuk bertanggung jawab dan menjamin ketepatan waktu keberangkatan jemaah haji.
Sebagai langkah proaktif, Kemenhub mendorong maskapai penerbangan untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan penerbangan haji. Dengan demikian, perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan, dan perbaikan sistem operasional dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Keterlambatan penerbangan Haji juga dapat berdampak buruk pada proses ibadah haji itu sendiri. Jemaah haji memerlukan ketepatan waktu dan kenyamanan selama perjalanan menuju Tanah Suci, sehingga keterlambatan dapat mengganggu konsentrasi dan kesiapan jemaah dalam menjalankan ibadah haji. Oleh karena itu, peningkatan kinerja maskapai penerbangan menjadi suatu keharusan dalam mendukung suksesnya ibadah haji.
Selain itu, keterlambatan penerbangan juga dapat berdampak pada citra baik Indonesia dalam hal pelayanan jemaah haji. Keterlambatan berulang menunjukkan kurangnya profesionalisme dan ketidaktepatan waktu dari maskapai penerbangan yang berpotensi merugikan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan perjalanan haji.