Tampang.com | Pemerintah gencar membangun infrastruktur jalan dan transportasi publik selama satu dekade terakhir. Namun, fakta di lapangan menunjukkan kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya justru makin parah. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah proyek infrastruktur benar-benar menyentuh akar masalah?
Jalan Bertambah, Tapi Kendaraan Jauh Lebih Banyak
Data dari BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan kendaraan pribadi jauh melampaui pembangunan jalan. Di Jakarta, jumlah kendaraan naik 5–7% per tahun, sementara pertambahan jalan hanya sekitar 0,1%.
“Kalau pendekatannya hanya tambah jalan, bukan kurangi kendaraan, maka macet tak akan pernah selesai,” ujar Irwan Sibarani, pakar transportasi dari ITB.
Transportasi Publik Masih Kurang Terintegrasi
Meski ada proyek MRT, LRT, dan BRT di beberapa kota, konektivitas antar moda masih minim. Warga harus berganti-ganti kendaraan dengan waktu tunggu panjang, tarif yang belum sinkron, dan halte yang tidak ramah pejalan kaki.