Selama seminggu terakhir, gelombang panas ekstrem telah melanda banyak daerah di Asia Selatan dan Tenggara, mengganggu kehidupan sehari-hari dan mengancam kesehatan masyarakat.
Menurut Guswanto, meskipun beberapa kota di Indonesia mengalami kenaikan suhu, namun tidak mencapai tingkat yang dianggap sebagai gelombang panas. Hal ini disebabkan oleh pola cuaca dan faktor-faktor lokal yang mempengaruhi suhu di wilayah tersebut.
Guswanto juga menegaskan bahwa BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca, memperbarui informasi terkait prediksi suhu, dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat terkait kondisi cuaca ekstrem.
Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa meskipun ada kenaikan suhu di beberapa kota di Indonesia, namun hal ini tidak mengindikasikan adanya gelombang panas yang serupa dengan yang terjadi di wilayah lain di Asia Tenggara. Melalui analisis data yang detail, BMKG dapat menyoroti perbedaan kondisi cuaca di Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Selain itu, perlu adanya kerja sama antarlembaga dan komunitas internasional dalam mengatasi dampak dari perubahan iklim dan fenomena cuaca ekstrem. Hal ini termasuk dalam upaya untuk memahami pola cuaca global dan memitigasi efek dari gelombang panas yang semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Asia Tenggara.