Tampang

Ibu Peluk Anaknya di Penjara karena Tolak Pabrik Sawit, Yenny Wahid Sindir Menkominfo

12 Sep 2024 13:30 wib. 52
0 0
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid memberikan pesan menohok ke Menkominfo Budi Arie Setiadi
Sumber foto: website

Yenny Wahid, putri dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, menyampaikan pesan berbobot kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi melalui akun Instagramnya @yennywahid. Yenny menyoroti kasus seorang ibu bernama Tina Rambe yang secara viral memeluk anaknya di balik jeruji besi karena menolak adanya pabrik kelapa sawit di Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Dalam pernyataannya, Yenny mengungkapkan kekecewaannya terhadap fokus pada isu yang dianggapnya kurang berkontribusi besar dibandingkan dengan perjuangan seorang ibu. Ia menulis, "Pak Menkominfo (@kemenkominfo @budiariesetiadi) daripada sibuk ngurusin satu ibu hamil yang sudah punya banyak privilege, tolong dong tengok dan perjuangkan ibu-ibu lain seperti Ibu Tina yang masih berjuang untuk bisa memeluk anaknya."

Yenny menjelaskan bahwa beberapa hari terakhir publik banyak memperhatikan kisah seorang ibu bernama Tina Rambe yang berjuang untuk memeluk anaknya di balik jeruji besi. Dalam kondisi tertangkap dengan tangan diborgol, Tina berupaya untuk mendekap sang anak saat hendak menjalani persidangan.

Ia menambahkan, "Berdasarkan info yang saya baca, ia ditahan karena berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas keamanan saat demo menentang operasional pabrik kelapa sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut)." Yenny menegaskan bahwa Tina hanyalah seorang perempuan lemah yang berusaha menyuarakan aspirasinya di negara demokrasi yang bernama Indonesia. Ia menilai bahwa Tina berhak untuk memeluk anaknya dan berhak mendapatkan empati serta dukungan dari seluruh masyarakat.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Partai Lebih Mengutamakan Aspirasi Rakyat atau Kekuasaan?