Komunitas online di Indonesia juga sangat aktif dalam menggalang dana untuk berbagai keperluan sosial. Salah satu kisah yang menginspirasi adalah penggalangan dana untuk Baiq Nuril, seorang korban pelecehan seksual yang justru dijatuhi hukuman penjara karena dianggap melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Melalui platform crowdfunding dan dukungan luas dari netizen, dana untuk biaya hukum dan dukungan lainnya berhasil terkumpul dalam waktu singkat. Kasus Baiq Nuril tidak hanya mendapat perhatian nasional, tetapi juga internasional, yang akhirnya mendorong pemerintah untuk memberikan amnesti.
Tidak hanya dalam bidang sosial, komunitas online Indonesia juga berperan besar dalam mempromosikan kebudayaan lokal. Gerakan "Indonesia Butuh Anak Muda" misalnya, mendorong anak-anak muda Indonesia untuk lebih mengenal dan melestarikan budaya mereka. Melalui berbagai konten kreatif seperti video, artikel, dan meme, komunitas ini berhasil meningkatkan kesadaran tentang pentingnya budaya lokal di kalangan generasi muda. Kampanye ini juga memanfaatkan kekuatan influencer dan selebritas untuk mencapai audiens yang lebih luas.
Platform TikTok menjadi medium yang sangat efektif bagi komunitas online Indonesia untuk menyebarkan tren dan budaya lokal. Tantangan tarian atau lagu daerah sering kali menjadi viral, mengajak lebih banyak orang untuk berpartisipasi dan membanggakan warisan budaya mereka. Misalnya, tarian "Jaipong" dan lagu-lagu daerah yang dikemas dalam tantangan TikTok berhasil menarik perhatian banyak pengguna, baik dari dalam maupun luar negeri.