Di sisi lain, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Nonong Winarni, menegaskan bahwa keputusan SMAN 1 Cilaku untuk membatalkan kegiatan study tour ini sepenuhnya disebabkan oleh edaran dari Dedi Mulyadi. Dia memperingatkan beberapa waktu lalu bahwa kegiatan tersebut tidak boleh dilaksanakan, dan kini pembatalan sudah menjadi suatu kepastian.
Tentu saja, dampak dari kebijakan ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah dan siswa. Industri pariwisata lokal di Jawa Barat juga mulai merasakan imbasnya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk wilayah Bandung Barat, Eko Suprianto, mengungkapkan bahwa sudah banyak sekolah yang membatalkan rencana kunjungan mereka. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 18 kunjungan wisata sekolah telah dibatalkan selama Februari 2025, dengan total pesanan yang mencapai 4.300 orang.
Kebijakan Dedi Mulyadi ini ditetapkan sebagai tindakan preventif setelah insiden tragis kecelakaan bus yang menimpa siswa SMK di Depok, yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Dedi menekankan bahwa larangan ini bertujuan untuk meringankan beban ekonomi orang tua siswa serta menjamin keselamatan anak-anak. Dia menjelaskan lewat akun media sosialnya bahwa yang dilarang adalah semua kegiatan yang membebani orang tua, terutama ketika harus meminjam uang untuk biaya kegiatan tersebut.