"Ikutannya penerbangan akan kembali normal setelah bandar udara tujuan dinyatakan aman dan memenuhi standar keselamatan penerbangan," tambahnya.
Menurut Danang, abu vulkanik dari Gunung Ruang dapat mengancam keselamatan penerbangan karena kemampuannya untuk menggores permukaan pesawat, termasuk kaca depan kokpit dan sayap. Selain itu, abu vulkanik di atmosfer juga dapat secara signifikan mengurangi visibilitas, membahayakan pesawat saat lepas landas dan mendarat.
"Abu vulkanik juga dapat menganggu aerodinamika pesawat dan berpotensi merusak mesin, mengganggu aliran udara dan efisiensi mesin. Dalam kondisi tertentu, hal tersebut dapat menyebabkan mesin berhenti beroperasi," jelasnya.
Dampak lain dari abu vulkanik, menurut Danang, adalah kemampuannya merusak sistem elektronik dan instrumen pesawat, serta meningkatkan risiko saat lepas landas atau mendarat karena adanya abu tebal di landasan pacu.