Di sisi lain, ada juga daerah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau dengan kondisi lebih kering dari rata-rata klimatologisnya, yaitu sekitar 14% dari total ZOM yang ada. Daerah-daerah tersebut termasuk Sumatera Utara, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan bagian selatan Papua. Dengan prediksi ini, BMKG mengimbau masyarakat terutama petani untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi kondisi cuaca yang mungkin tidak sesuai harapan.
Puncak musim kemarau di tahun 2025 ini diperkirakan akan terjadi antara bulan Juni hingga Agustus di mayoritas ZOM di seluruh Indonesia. BMKG menyatakan bahwa puncak kemarau tahun ini kemungkinan akan terjadi lebih awal atau sama dengan waktu normalnya di hampir semua wilayah Indonesia. Selama periode ini, masyarakat diharapkan untuk mempersiapkan diri dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kekeringan yang mungkin muncul sebagai konsekuensi dari musim kemarau yang berlangsung.
Durasi musim kemarau juga diprediksi akan bervariasi di berbagai wilayah. Sebagian besar daerah diperkirakan akan merasakan durasi musim kemarau yang lebih pendek dari yang biasanya terjadi. Sebagai contoh, sebagian daerah di Sumatera dan Kalimantan diprediksi akan mengalami durasi kemarau yang paling singkat, hanya berlangsung selama sekitar 6 dasarian atau setara dengan 2 bulan. Di sisi lain, wilayah tertentu di Sulawesi dapat mengalami kondisi musim kemarau yang lebih panjang, dengan durasi mencapai 24 dasarian atau sekitar 8 bulan.