Tampang

Banten Memimpin dalam Tingkat Pengangguran, Tantangan yang Mencemaskan

14 Sep 2024 05:32 wib. 242
0 0
Banten Memimpin dalam Tingkat Pengangguran, Tantangan yang Mencemaskan
Sumber foto: iStock

Provinsi Banten menjadi perhatian serius dengan tingkat penganguran yang mencapai rekor tertinggi di Indonesia, di mana persentasenya mencapai 7% lebih. Data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Provinsi Banten bertumbuh menjadi 424,69 ribu orang pada Februari 2024. Meskipun terjadi penurunan sebanyak 61.666 orang dari periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah ini masih cukup mengkhawatirkan.

Tingkat Pengangguran Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional

Dengan jumlah pengangguran mencapai 424,69 ribu orang, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Banten mencapai 7,02%. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional yang hanya mencapai 4,82% pada akhir Februari 2024. Merujuk data BPS dalam 12 tahun terakhir, tingkat pengangguran di Banten selalu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional, menandakan adanya masalah struktural yang harus segera diatasi.

Penyebab Tingginya Pengangguran

Dari Kabupaten/Kota di Banten, Kabupaten Tangerang menjadi kantong pengangguran terbesar. Selain itu, Kota Tangerang dan Kabupaten Serang juga memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi di Banten. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi ekonomi di wilayah tersebut seiring dengan tingginya jumlah industri dan perdagangan.

Dari data sektor usaha, hanya dua sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yaitu industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran, reparasi, serta perawatan mobil dan sepeda motor. Kedua sektor ini menyerap tenaga kerja sebanyak 2,25 juta, atau 40% dari total angkatan kerja per akhir Februari 2024. Namun, hal ini belum cukup untuk menekan tingkat pengangguran yang terus meroket di Provinsi Banten.

Tingginya tingkat pengangguran di Banten menjadi ironis mengingat adanya banyak kawasan industri di wilayah tersebut. Setidaknya ada delapan kawasan industri khusus yang berdiri dan berkembang di provinsi tersebut. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.