Serangan militer Israel di perbatasan Rafah semakin menggila pada Selasa (7/5) malam. Suara ledakan tak henti terdengar dan langit Rafah kelam ditutupi oleh kepulan asap bom yang meledak. Wilayah Rafah telah lama menjadi tempat pelarian sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina dan satu-satunya pintu masuk bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional. Militer Israel mengatakan "operasi terbatas" di Rafah untuk menghabisi Hamas dan membongkar infrastruktur yang digunakan oleh Hamas.
Agresi brutal Israel terhadap warga Palestina di Rafah telah menewaskan 34 ribu orang. Angka ini mencerminkan betapa tragisnya kondisi di wilayah tersebut. Keluarga-keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat perlindungan dari serangan-serangan yang tak berpihak. Banyak dari mereka yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, serta kehidupan yang mereka kenal.
Serangan ini tidak hanya menimbulkan kerugian manusia, tetapi juga merusak infrastruktur yang dibangun bertahun-tahun untuk mendukung kehidupan warga Palestina. Fasilitas kesehatan, sekolah, dan pusat kemanusiaan menjadi sasaran yang dihancurkan, meninggalkan warga Palestina dengan akses terbatas terhadap pelayanan dasar. Paling menyedihkan, serangan ini juga menghambat akses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Rafah.