Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, menegaskan bahwa kebijakan terkait pelarangan gim online sebaiknya mengedepankan pendekatan berbasis edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, bukan sekadar melakukan pemblokiran menyeluruh. Pernyataan ini ia sampaikan sebagai respons terhadap keputusan pemerintah yang melarang permainan Roblox, khususnya bagi anak-anak.
Shafiq memahami bahwa pelarangan Roblox dilatarbelakangi oleh kekhawatiran akan konten yang dianggap tidak sesuai untuk anak. Ia pun mendukung upaya melindungi generasi muda dari pengaruh negatif gim, namun menilai bahwa langkah pelarangan total tidaklah efektif untuk mengatasi masalah secara berkelanjutan. Menurutnya, solusi yang lebih tepat adalah melakukan dialog terbuka antara pemerintah, komunitas gim, orang tua, dan pelaku industri untuk membangun kebijakan yang seimbang.
Ia mengusulkan agar kebijakan pengaturan gim mencakup penguatan pengawasan orang tua, penerapan sistem klasifikasi usia yang jelas, serta peningkatan literasi digital. Dengan langkah-langkah tersebut, anak-anak dapat tetap menikmati hiburan digital secara aman, sementara industri gim nasional tetap tumbuh dan berinovasi. Menurut Shafiq, Roblox justru memiliki potensi besar untuk mengembangkan keterampilan kreatif dan teknis, seperti pemrograman, desain gim, dan kerja sama digital, yang dapat menjadi bekal berharga bagi masa depan anak muda Indonesia.