PT Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) telah memperkuat rantai pasok biomassa sebagai strategi utama untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Langkah ini diwujudkan melalui program co-firing, di mana batu bara akan digantikan sebagian oleh biomassa dalam pembangkit listrik. Langkah ini diyakini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target NZE 2060.
Direktur Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam penggunaan biomassa. Pada tahun 2021, PLN Group sudah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk co-firing PLTU. Tahun berikutnya, jumlah ini meningkat menjadi 500.000 metrik ton, dan pada tahun 2023, mencapai lebih dari 1.000.000 metrik ton. Dalam keterangan resmi pada Jumat (26/7/2024), Iwan menyatakan target mereka untuk tahun ini adalah menyediakan 2,2 juta ton biomassa.
Pemanfaatan biomassa untuk co-firing dan pengganti batu bara telah mendapat dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) di Kementerian ESDM, Edi Wibowo, menegaskan bahwa Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2023 tentang “Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap” telah diterbitkan untuk memberikan payung hukum bagi penggunaan biomassa.
Pendukung lainnya datang dari Kementerian Keuangan, dimana Hilman Qomarsono, Kepala Seksi Risiko Pinjaman pada BUMN Direktorat PRKNDJPPR, menyatakan bahwa Menteri Keuangan telah memberikan arahan untuk mendukung pengembangan ekosistem biomassa. Dukungan ini adalah langkah penting dalam mendorong pembangunan infrastruktur dan rantai pasok biomassa yang kuat.
Selain mendukung target NZE dan reduksi emisi, pemanfaatan biomassa juga berdampak positif pada penciptaan lapangan pekerjaan. Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, menegaskan bahwa co-firing dan pemanfaatan biomassa turut meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menggerakkan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.