Tak hanya itu, pengelola masjid juga terus melakukan pendekatan komunikasi yang baik dengan pihak lingkungan sekitar maupun dewan kota. Hal ini dilakukan agar dapat menjalin hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara masjid dan komunitas sekitar. Selain itu, pengelola juga gencar memberikan sosialisasi dan edukasi tentang Islam dan aktivitas masjid kepada masyarakat sekitar, agar tercipta pemahaman yang lebih baik.
Di samping itu, keterlibatan masjid dalam kegiatan-kegiatan sosial dan juga pendidikan bagi masyarakat sekitar menjadi satu langkah strategis dalam memperoleh dukungan dan penerimaan dari lingkungan sekitar. Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan tersebut, diharapkan dapat membuka ruang dialog yang positif antara masjid dan warga sekitar.
Selain itu, penting bagi pengelola masjid untuk terus menggalang dukungan dari masyarakat luas, termasuk non-muslim, dengan cara merangkul keragaman keagamaan dan budaya. Dengan demikian, masjid dapat menjadi tempat yang tidak hanya dipandang sebagai pusat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga sebagai tempat dialog antarumat beragama dan pusat kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Meningkatnya jumlah masjid di AS yang berdiri di komunitas non-Muslim juga menunjukkan pentingnya peran masjid dalam membangun toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masjid yang mampu mengakomodir kebutuhan serta berperan sebagai bagian dari masyarakat pluralis dapat menjadi model inspiratif dalam membangun harmoni sosial.