Survei terbaru menunjukkan bahwa jumlah masjid di Amerika Serikat (AS) terus bertambah, meskipun terdapat perlawanan dari lingkungan sekitar atau dewan kota ketika pihak pengelola berupaya mendapatkan izin untuk membangun atau memperluas area masjid. Meskipun demikian, pengelola masjid tanpa kenal lelah melakukan beragam langkah untuk dapat diterima oleh masyarakat sekitar.
Menurut laporan VOA Indonesia pada Kamis (11/4/2024), hasil survei Institute for Social Policy and Understanding (ISPU) di Dearborn, Michigan, mengungkapkan bahwa jumlah masjid di AS meningkat menjadi 2.769 masjid pada tahun 2023, dari sebelumnya hanya 2.106 masjid pada tahun 2010.
Meskipun pertumbuhan jumlah masjid cukup signifikan, survei ini juga mencatat bahwa 35 persen masjid di AS menghadapi perlawanan yang cukup besar dari lingkungan sekitar atau dewan kota ketika akan mendapatkan izin untuk membangun atau memperluas area masjid. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode 1980 hingga 2009 yang hanya mencapai 25 persen.
Perlawanan dari lingkungan sekitar atau dewan kota ini menjadi salah satu tantangan utama bagi pengelola masjid di AS. Dalam menghadapi perlawanan tersebut, pengelola masjid perlu mengambil langkah-langkah konkret agar dapat tetap berkembang dan diterima oleh masyarakat sekitar.
Pengelola masjid melakukan berbagai upaya agar tetap dapat menjalankan perannya sebagai pusat ibadah serta pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan warga sekitar. Misalnya, melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan amal, kebersihan lingkungan, atau menyediakan bantuan bagi warga yang membutuhkan.