Sejak Yoon Suk Yeol menjabat, hubungan antara kedua Korea semakin memanas. Korea Selatan semakin memperkuat hubungan keamanannya dengan Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan Korea Utara semakin terisolasi setelah negosiasi dengan AS yang diprakarsai oleh mantan Presiden Donald Trump tidak membuahkan hasil.
Pemerintahan Kim Jong Un meningkatkan upaya untuk pengembangan persenjataan nuklir, bahkan merilis foto-foto pertama fasilitas pengayaan uranium untuk bom atom pada bulan September. Di samping itu, Korea Utara telah memperkuat hubungannya dengan Rusia, dimana AS, Korsel, dan Jepang menuduhnya terlibat dalam transfer senjata dengan Moskow, yang juga melibatkan dukungan Korut dalam perang di Ukraina.
Selain itu, Menteri Pertahanan Korea Selatan juga memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin akan mengerahkan pasukannya ke medan perang di Ukraina.
Dalam konteks ini, Yoon Suk Yeol menekankan bahwa unifikasi akan membawa pembebasan bagi 26 juta rakyat Korea Utara yang menderita kemiskinan dan tirani. Dengan berbagai permasalahan yang terjadi antara kedua Korea dan tekanan dari luar yang semakin meningkat, seruan Yoon untuk unifikasi bukan saja merupakan sebuah aspirasi politik, tetapi juga mempunyai dampak yang signifikan dalam konteks geopolitik regional.