Panas ekstrem yang melanda India telah menelan korban jiwa. Rekor suhu yang dicatat minggu ini di ibu kota India, New Delhi sebesar 52,9 derajat Celcius. Namun pemerintah menyebut ada kesalahan karena dirasa terlalu tinggi. Menteri Ilmu Bumi Kiren Rijiju melalui akun X, mengoreksi bahwa ditemukan kesalahan pada angka suhu panas di Mungesphur, sebuah kota yang padat penduduk di Delhi.
IMD mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa suhu maksimum yang dilaporkan oleh stasiun cuaca Mungeshpur “tidak benar karena tidak berfungsinya sensor”. Dua stasiun cuaca di ibu kota melaporkan suhu 49 C dan 49,1 C pada Rabu. IMD mengatakan kedua stasiun ini telah diperiksa dan tidak melaporkan adanya kesalahan sensor. Kondisi panas ekstrem ini telah menyebabkan tingginya tingkat dehidrasi dan heatstroke pada masyarakat setempat. Kondisi ini sangat berbahaya terutama bagi anak-anak, lansia, dan orang-orang yang memiliki penyakit kronis.
Pemerintah India telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap suhu ekstrem ini. Banyak fasilitas umum seperti sekolah, tempat kerja, dan transportasi umum diliburkan untuk sementara guna mengurangi risiko paparan terhadap panas yang berlebihan. Namun, upaya tersebut tidak mampu menghentikan dampak negatif dari suhu hampir mencapai 52.9 derajat celcius ini. Panas ekstrem telah melanda sebagian wilayah India selama berhari-hari. Setidaknya 33 orang, termasuk petugas pemilu yang bertugas, meninggal karena dugaan serangan panas di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar di utara, dan Odisha di timur.