Situasi konflik di Timur Tengah menemui babak baru dengan pengumuman Israel yang memperluas sasarannya dalam perang yang sedang berlangsung. Dengan fokus yang semakin meluas, perang tidak hanya terpusat di Gaza melainkan juga menyentuh aspek perbatasan utara dengan Lebanon yang melibatkan Hizbullah.
Pada Selasa (17/9/2024), Israel secara resmi mengumumkan perluasan tujuan perangnya, yang selama ini dipusatkan pada Gaza, untuk kini juga mencakup perang melawan Hizbullah. Hal ini menciptakan ketegangan yang semakin merembet di wilayah tersebut.
Selama beberapa waktu terakhir, Israel telah bertekad untuk menghancurkan Hamas dan mengamankan pulang para sandera yang ditawan oleh Hamas selama serangan pada 7 Oktober 2023 yang kemudian memicu perang. Namun, baku tembak yang tak berkesudahan antara pasukan Israel dan sekutu Hamas, Hizbullah di Lebanon, telah memaksa puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan untuk meninggalkan rumah mereka.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan dalam pernyataan resmi bahwa kabinet politik-keamanan telah memperbarui tujuan perang dengan memasukkan upaya pengembalian penduduk utara ke rumah mereka dengan aman. Langkah ini menunjukkan bahwa Israel semakin serius dalam mengatasi konflik tersebut.
Meskipun tidak secara resmi menyatakan perang, baku tembak yang terus menerus terjadi antara pasukan Israel dan Hizbullah telah mengakibatkan korban jiwa yang cukup besar, baik di pihak pejuang di Lebanon maupun warga sipil dan tentara di pihak Israel. Situasi ini menyebabkan ketegangan yang semakin memuncak dan kian meresahkan bagi masyarakat di sekitar wilayah tersebut.