Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Richard Grenell, salah satu penasihat kebijakan luar negeri yang kembali menjabat, yang menggantikan Biden pada 20 Januari 2024. Dia pun mengkritik kebijakan yang diambil pemerintah AS, menyatakan bahwa keputusan ini seharusnya diambil lebih cepat.
Sejak lama, Ukraina telah melakukan lobbying untuk perubahan kebijakan tersebut, dengan alasan ketidakmampuannya untuk menyerang wilayah-wilayah di Rusia, terutama pangkalan udara militer yang menjadi sumber tekanan besar dalam konflik mereka dengan Rusia. Pasukan Rusia telah mencapai kemajuan tercepat sejak tahun 2022 di Ukraina timur dan memberikan tekanan di timur laut dan tenggara, sehingga langkah AS ini diharapkan dapat membantu mengimbangi kekuatan Rusia.
Namun, di tengah keinginan untuk menguatkan posisi Ukraina, keputusan AS ini juga menuai kritik. Rusia menilai bahwa keputusan ini mencerminkan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik tersebut, dan menyebutnya sebagai eskalasi besar. Seorang pejabat pusat pertahanan Eropa menilai bahwa serangan tersebut akan memberi Kyiv peluang lebih besar untuk mempertahankan diri dari serangan udara, namun tidak akan memberikan dampak positif pada konflik yang menguntungkan Ukraina.