Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Vasilii Petrenko, asisten profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan di Universitas Rochester, menghabiskan tujuh minggu di Antartika untuk mengumpulkan dan mempelajari sampel sel es glasial sepanjang 2000 yang sudah berusia hampir 12.000 tahun. Udara dari jaman dahulu yang terperangkap di dalam es mengungkap data baru mengejutkan tentang metana yang dapat membantu menginformasikan pembuat kebijakan hari ini saat mereka mempertimbangkan cara untuk mengurangi pemanasan global.
Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan di Nature, para peneliti melaporkan dua temuan penting mengenai metana, gas rumah kaca penyumbang pemanasan global.
Pertama, risiko pemanasan global akan memicu pelepasan metana dari waduk alami karbon. Kedua, manusia mungkin menyumbang lebih banyak metana ke atmosfer melalui penggunaan bahan bakar fosil dan ekstraksi daripada yang diyakini ilmuwan sebelumnya.