Dalam kondisi emosionalnya, Bastianini juga mengungkapkan kemarahannya secara tegas terhadap situasi tersebut. Ia menyatakan bahwa sangat kecewa dan marah atas kesempatan yang terlewatkan, sekaligus merasa bahwa peluang tersebut telah disia-siakan. Meskipun demikian, Bastianini tetap memperlihatkan rasa tanggung jawabnya dengan mengakui bahwa Ducati telah mengetahui kemampuannya yang potensial untuk tampil luar biasa jika diberikan kesempatan yang lebih besar.
Dengan segala kerendahan hati dan kejujuran diri, Bastianini mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan tanpa peran sebagai pembalap di tim pabrikan Ducati. Meskipun tantangan demi tantangan mungkin menunggunya di jalur karier selanjutnya, ia tetap berkomitmen untuk terus berjuang dan menunjukkan bakat serta kemampuannya kepada dunia balap MotoGP.
Di tengah situasi yang penuh tekanan, kejujuran dan keberanian Bastianini dalam menghadapi kenyataan ini patut diacungi jempol. Sikapnya yang sadar diri dan tanggap terhadap kondisi yang dihadapinya adalah contoh yang baik bagi para pemuda yang berkecimpung dalam dunia olahraga, terutama dalam menghadapi persaingan yang ketat seperti di MotoGP.