Dalam doktrin yang direvisi, setiap agresi ke Rusia oleh negara non-nuklir dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir dapat dianggap sebagai serangan bersama dan melewati ambang batas nuklir. Perubahan ini pun berlaku untuk serangan Ukraina yang, misalnya, menembus Rusia dengan pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Inggris, atau Prancis.
Sebelum merevisi doktrin ini, Putin telah menyetujui latihan senjata nuklir taktis. Pada Agustus lalu, Moskow juga telah menyiapkan unit Angkatan Bersenjata Federasi Rusia untuk penggunaan senjata nuklir non-strategis dalam pertempuran.
Menurut data Federasi Ilmuwan Amerika pada tahun 2024, Rusia memiliki 5.580 hulu ledak nuklir, sedangkan AS memiliki 5.044.
Menanggapi manuver Moskow ini, seorang Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington 'tidak terkejut' dengan manuver ini. Ia menegaskan bahwa baik AS maupun NATO tidak menimbulkan ancaman apapun bagi Rusia, dan retorika nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab tidak akan meningkatkan keamanan Rusia.