Penyusutan cadev terus terjadi sejak mencapai level tertinggi pada akhir 2023 lalu sebesar US$ 146 miliar, turun tiap bulan hingga mencapai titik terendah pada April 2024 di US$ 134 miliar. Situasi ini mengindikasikan bahwa pasokan dolar AS di pasar menjadi terbatas, kemudian menyebabkan kebutuhan cadangan devisa untuk stabilisasi nilai tukar semakin meningkat.
Salah satu alasan dari masih sedikitnya DHE yang masuk ke perbankan Indonesia adalah karena eksportir lebih memilih untuk menaruh uang ekspornya di Singapura. Hal ini disebabkan oleh bunga deposito valuta asing yang lebih tinggi di Singapura daripada di Indonesia.
Meskipun aturan DHE telah direvisi untuk mendorong penyimpanan dolar hasil ekspor di dalam negeri, nyatanya eksportir masih enggan mematuhi aturan tersebut secara optimal. Sementara itu, aturan ini juga belum memberikan dampak yang signifikan terhadap penguatan nilai tukar rupiah dan peningkatan pasokan dolar AS di pasar.
Sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas aturan DHE, pemerintah perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap pelaksanaan kebijakan ini. Diperlukan langkah-langkah yang lebih proaktif dan insentif yang menguntungkan bagi eksportir agar mereka lebih tertarik untuk mematuhi aturan DHE dengan cermat.