Namun, nasib politik Fico mengalami penurunan pada tahun 2018 setelah pembunuhan jurnalis Jan Kuciak dan tunangannya Martina Kusnirova, yang menyebabkan protes besar terhadap korupsi. Hal ini mendorong Fico untuk mundur dari jabatannya, dan partainya juga kehilangan kekuasaan pada pemilu 2020 karena janji partai-partai lain untuk memberantas korupsi.
Meski demikian, Fico tetap berusaha mempertahankan pengaruhnya dengan menyuarakan narasi pro-Rusia di tengah ketidakpuasan atas kebijakan pro-Barat dan perselisihan di pemerintahan. Ia juga menepis tudingan suap yang mempengaruhi partainya selama karier politiknya.