Musim dingin ini, maskapai penerbangan yang berbasis di China akan mengoperasikan 82% dari semua penerbangan antara China dan Eropa, naik dari 56% sebelum pandemi. Secara kolektif, maskapai penerbangan China juga telah meningkatkan kapasitas ke Eropa dengan skala yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum pandemi, meskipun pasar masih lesu.
Hal ini menunjukkan keseriusan dari maskapai penerbangan China untuk kembali normal setelah mengalami kerugian yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. "Musim dingin mendatang akan ada sekitar 18 rute baru antara China dan Eropa, yang semuanya berasal dari maskapai penerbangan China. Ini gila, tidak ada permintaan nyata," ujarnya.
Dengan berbagai faktor yang memengaruhi penurunan minat dalam perjalanan udara ke China, dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi dan regulasi penerbangan internasional telah menjadi faktor utama yang memengaruhi keputusan maskapai penerbangan dalam mengurangi operasionalnya di China.
Meskipun demikian, maskapai penerbangan China menunjukkan tanda-tanda kembali pulih dengan meningkatkan operasional dan kapasitas penerbangan ke Eropa. Diharapkan, hal ini bisa menjadi dorongan bagi pemulihan industri penerbangandi China.