Tidak hanya itu, tantangan lain juga muncul dari isu budaya, yang semakin kompleks dengan tingginya jumlah pekerja asing di komunitas konservatif di kawasan Teluk. Ancaman dari pemanasan global yang lebih cepat dibandingkan rata-rata global dan ketegangan geopolitik, seperti antara Iran dan AS, juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Frederic Schneider, analis kebijakan, menekankan bahwa walaupun Saudi dan UEA memiliki infrastruktur logistik yang kuat dan skema pajak yang menarik, risiko proyek tetap tinggi. Banyak rencana ambisius yang sebelumnya diungkapkan tidak terwujud di lapangan, termasuk proyek-proyek megah seperti transportasi taksi drone, kereta hyperloop, serta investasi-investasi yang gagal.
Di sisi lain, kelompok aktivis seperti Never Neom menilai sejumlah proyek besar yang diumumkan Saudi lebih bersifat promosi, dengan realisasi yang minim. Mereka menegaskan bahwa keberhasilan Saudi dan UEA dalam pembangunan pabrik tidak selalu berbanding lurus dengan perkembangan positif, terutama jika terjadi perlambatan ekonomi global dan eskalasi perang dagang yang mengakibatkan dampak terhadap bisnis domestik.
Melihat dinamika perdagangan global yang terus berubah, masa depan Arab Saudi sebagai pusat manufaktur alternatif masih menyimpan banyak teka-teki dan tantangan yang harus dihadapi.