Di sisi lain, situasi di Kursk sangat krusial bagi Ukraina. Sebelumnya, pemerintah Kyiv berharap untuk menggunakan wilayah Kursk sebagai alat tawar dalam negosiasi dengan Rusia. Bahkan, ada rencana untuk melakukan pertukaran wilayah dengan Moskwa, yang sejak aneksasi Krimea pada 2014 telah menguasai sekitar 20% dari total wilayah Ukraina.
Namun, dengan intensitas serangan Rusia yang semakin meningkat di Kursk, posisi Ukraina untuk mempertahankan wilayah ini tampak semakin berisiko. Jika Kyiv kehilangan kontrol atas Kursk, maka upaya mereka untuk mendapatkan posisi yang lebih menguntungkan dalam negosiasi damai bisa terancam. Posisi tawar Ukraina dalam diskusi mendatang akan semakin sulit jika serangan Rusia berlanjut dan keuntungan teritorial mereka kian menyusut.
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa perjuangan ini tidak hanya melibatkan militer, tetapi juga diplomasi yang rumit, di mana strategi dan taktik kedua belah pihak semakin dipertaruhkan dalam konteks konflik yang berlarut-larut ini.