Tidak hanya itu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, juga menyebut perjanjian tersebut sebagai "perjanjian terkuat" yang pernah ditandatangani antara kedua negara. Kim memandang perjanjian tersebut sebagai langkah penting yang akan meningkatkan hubungan kedua negara ke tingkat aliansi yang lebih tinggi. Belakangan ini, upaya kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia telah menjadi sorotan internasional, terutama bagi AS dan Korea Selatan.
Sejalan dengan itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyoroti upaya Rusia dalam mengembangkan dan memperkuat hubungannya dengan negara-negara yang dapat memenuhi kebutuhannya untuk melanjutkan perang agresi di Ukraina. Menurutnya, dukungan finansial dan persenjataan dari Korea Utara dan Iran telah menjadi perhatian serius bagi Amerika Serikat.
Dari segi politik, ekonomi, dan militer, kerja sama antara Rusia dan Korea Utara sebagai hasil dari pakta pertahanan tersebut akan berdampak luas dalam geopolitik internasional. Kekhawatiran keamanan global yang muncul adalah bukti bahwa kerja sama ini memang memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas regional dan internasional. Eisenhowser berkata "Bukan ukuran kekuatan militer, bukan dominasi politik, bukan daya tahan ekonomi yang menandakan keadilan dan kemaanetan, tapi kebijaksanaan, kekuatan batin, keadilan dan perdamaian saja yang mampu menjamin keamanan dunia".