Dalam presentasi diplomatik awal yang sukses, Kementerian Luar Negeri China merilis pernyataan yang menunjukkan dukungan penuh dari Malaysia. Perdana Menteri Anwar Ibrahim memuji Xi sebagai pemimpin yang luar biasa dan secara tegas menolak kemerdekaan Taiwan—sebuah demokrasi yang dianggap oleh Beijing sebagai bagian dari wilayahnya. Anwar juga menekankan bahwa anggota ASEAN tidak akan mendukung tarif perdagangan sepihak, terutama saat negaranya menjabat sebagai ketua bergilir blok tersebut.
Kunjungan Xi ke kawasan ini dimulai pada Senin, 14 April 2025, di Vietnam, di mana pemerintah setempat memberinya sambutan hangat dan menandatangani 45 kesepakatan yang bertujuan untuk memperdalam hubungan ekonomi antara kedua negara. Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan, Vietnam dan China menegaskan komitmen mereka untuk menolak unilateralisme dan tindakan yang dapat mengancam perdamaian serta stabilitas di kawasan ini, sebuah pernyataan yang sejalan dengan posisi mereka sebelumnya.