"Ini sejumlah kecil air, bagaimanapun, tidak terlihat oleh mata telanjang," kata Burkhardt. "Dan bukannya air murni, mereka adalah larutan garam yang sangat terkonsentrasi."
Burkhardt dan rekan-rekannya percaya bahwa larutan garam kecil ini mampu menembus stomata tertutup, menempa hubungan antara udara dan bagian dalam daun pohon. Sambungan seperti sumbu ini menarik air keluar dari daun.
Ketika larutan garam kecil menguap, mereka meninggalkan remah-remah asin. Dalam percobaan di laboratorium, para peneliti dapat mengidentifikasi tanda-tanda asin pada daun pohon yang terpapar udara yang menunjukkan konsentrasi partikulat yang tinggi.
"Kerak seperti itu telah diamati pada pohon yang rusak di masa lalu, dan fenomena itu kemudian dinamai degradasi lilin, tetapi asal-usulnya tetap sulit dipahami," kata Burkhardt. "Materi partikulat, yang biasanya dibayangkan sebagai butiran kecil, belum dianggap sebagai faktor yang berkontribusi."