Propaganda dan Rekrutmen
ISIS sangat efektif dalam menggunakan media sosial dan propaganda untuk merekrut anggota dan mempromosikan agenda mereka. Dengan memanfaatkan platform-platform seperti Twitter, Facebook, dan Telegram, mereka menyebarluaskan pesan mereka ke seluruh dunia, menarik individu-individu yang rentan terhadap ekstremisme. Video-video yang menampilkan kekejaman mereka, termasuk eksekusi dan serangan teror, dipublikasikan untuk menakut-nakuti lawan serta menarik simpati dari calon pengikut.
Konflik dan Respon Internasional
Keberhasilan ISIS dalam menguasai wilayah menyebabkan kekhawatiran global dan mendorong intervensi internasional. Koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, bersama dengan pasukan lokal seperti Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan pasukan pemerintah Irak, melancarkan serangan untuk menghancurkan kekuasaan ISIS. Operasi militer ini berfokus pada pemulihan wilayah yang dikuasai ISIS serta menghancurkan infrastruktur dan jaringan mereka.
Kehancuran dan Dampaknya
Pada 2019, ISIS kehilangan kontrol atas wilayahnya di Baghouz, Suriah, yang menandai akhir dari kekuasaan teritorial mereka. Namun, meskipun kekuatan teritorialnya hancur, ISIS masih memiliki sel-sel teroris yang aktif dan tetap menjadi ancaman. Mereka beralih ke taktik serangan gerilya dan teror, dengan meluncurkan serangan di berbagai negara dan memanfaatkan ketidakstabilan regional untuk tujuan mereka.