Tampang

Minat di China & Eropa Redup, Batu Bara 'Kiamat' Lebih Cepat?

4 Jul 2024 19:08 wib. 227
0 0
Minat di China & Eropa Redup, Batu Bara 'Kiamat' Lebih Cepat?
Sumber foto: iStock

Selain faktor-faktor internal China, penurunan permintaan batu bara juga diperkirakan dipengaruhi oleh kejadian keluarnya gas metana dan datangnya musim hujan di India. Cuaca di India diperkirakan akan jauh lebih dingin sejalan dengan datangnya musim hujan dalam 2-3 hari mendatang. Laporan cuaca di New Delhi dan wilayah lain sudah mengingatkan akan kemungkinan hujan lebar dalam beberapa hari ke depan.

Datangnya musim hujan akan mengurangi penggunaan listrik untuk pemanas ruangan, sehingga permintaan batu bara akan melandai. Meskipun demikian, tren penurunan permintaan batu bara bukan hanya terjadi di China dan Eropa, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah penurunan permintaan ini merupakan sinyal akhir dari dominasi batu bara sebagai sumber energi utama, dan apakah hal ini dapat mempercepat "kiamat" batu bara.

Menurut data terbaru, harga batu bara dunia menguat pada perdagangan kemarin, mencapai US$134,9 per ton. Meskipun terdapat penurunan permintaan di China dan Eropa, tetapi permintaan dari negara-negara berkembang dan Amerika Latin masih cukup kuat. Selain itu, India yang menjadi salah satu konsumen terbesar batu bara dunia juga sedang menghadapi faktor cuaca yang mempengaruhi permintaan, sehingga faktor tersebut dapat menjadi katalisator bagi dinamika pasar batu bara global.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.