Pulau Migingo, seakan sebuah tasik kecil yang ditunjang oleh bebatuan tersusun rapat memanjang. Di antara pulau tersebut dapat ditemukan telah dihuni oleh lebih dari 500 orang saat tahun 2019. Dengan luas yang kurang dari setengah lapangan sepakbola, pulau ini menjadi tempat pemukiman bagi penduduk yang menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan di Danau Victoria, di perbatasan antara Kenya dan Uganda.
Kondisi pemukiman di Pulau Migingo sangat memprihatinkan. Di kawasan tersebut terdapat gubuk-gubuk kecil yang sebagian di antaranya dijadikan sebagai tempat hiburan, seperti bar, rumah bordil, dan kasino terbuka. Bahkan, meski terbilang tidak layak, Pulau Migingo tetap menjadi sengketa antara Kenya dan Uganda yang sama-sama mengklaim kepemilikan atas pulau tersebut.
Menurut laporan Al Jazeera, Pulau Migingo dihuni oleh penduduk yang sebagian besar adalah nelayan yang mencari ikan nila di Danau Victoria, sebuah danau yang dianggap sebagai sumber daya alam yang sangat berharga. Namun, ketersediaan hasil tangkapan ikan di sekitar Pulau Migingo juga telah mengalami penurunan drastis akibat adanya penangkapan ikan yang berlebihan dan invasi tanaman eceng gondok yang menghalangi aksesibilitas dan transportasi di danau, serta ke pelabuhan penjualan hasil tangkapan ikan. Meskipun demikian, spesies ikan Nil yang menjadi komoditas unggulan, masih ditemukan melimpah di perairan sekitar Pulau Migingo.