Dampak Langsung terhadap Kehidupan dan Infrastruktur
Salah satu bahaya terbesar megatsunami adalah kecepatan kedatangannya yang bisa mencapai wilayah daratan hanya dalam hitungan menit. Hal ini berarti hampir tidak ada waktu bagi penduduk untuk melakukan evakuasi atau langkah mitigasi bencana. Ketiadaan waktu tersebut membuat skenario bencana ini jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan gempa biasa.
Tina Dura, asisten profesor di Departemen Geosains Virginia Tech, menegaskan bahwa tingkat banjir pesisir yang akan terjadi pasca-gempa di zona subduksi Cascadia belum pernah diukur dengan tepat sebelumnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait bagaimana dampak banjir tersebut bisa mengubah pemanfaatan lahan di kawasan pesisir, sehingga memperpanjang proses pemulihan pascabencana secara signifikan.
Wilayah Paling Rentan
Penelitian lebih lanjut mengidentifikasi bahwa wilayah selatan negara bagian Washington, utara Oregon, dan utara California akan menjadi daerah dengan dampak paling parah. Wilayah-wilayah ini akan menghadapi risiko banjir besar serta kerusakan infrastruktur yang masif.
Meski Alaska dan Hawaii secara geografis berada jauh dari zona subduksi Cascadia, keduanya tetap memiliki risiko tinggi terkena dampak megatsunami akibat kondisi seismik dan vulkanik yang aktif di sana. Oleh karena itu, kawasan ini juga harus waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana besar tersebut.
Sejarah Zona Subduksi Cascadia
Zona subduksi Cascadia sendiri adalah patahan tektonik yang belum menunjukkan aktivitas gempa besar dalam waktu yang sangat lama. Sejak tahun 1700, belum pernah terjadi gempa seismik berkekuatan besar di kawasan ini. Hal ini memicu kekhawatiran para ilmuwan bahwa energi tektonik yang terakumulasi dalam waktu lama bisa saja dilepaskan secara tiba-tiba, menyebabkan gempa dan tsunami dahsyat.