Contohnya, jika seorang wanita bernama Helga memiliki anak laki-laki bernama Magnús, anak itu bisa dinamai Magnús Helguson. Demikian pula, jika ia memiliki anak perempuan bernama Katrín, ia bisa menamainya Katrín Helgudóttir. Sistem ini menunjukkan bahwa struktur keluarga di Islandia tidak hanya berpusat pada garis keturunan laki-laki.
Perbedaan dengan Nama Keluarga Konvensional
Sistem penamaan Islandia secara fundamental berbeda dari sistem nama keluarga pada umumnya. Di banyak negara, nama keluarga berfungsi sebagai penanda garis keturunan yang sama, seperti keluarga Smith, keluarga Lee, atau keluarga Widodo. Semua anggota keluarga inti (ayah, ibu, anak) berbagi satu nama yang sama.
Di Islandia, hal ini tidak berlaku. Setiap generasi akan memiliki nama belakang yang berbeda, tergantung pada nama depan ayah atau ibu mereka. Seorang ayah dan anak laki-lakinya akan memiliki nama belakang yang berbeda jika nama ayahnya adalah Páll dan nama anak laki-lakinya adalah Jón. Anak itu akan bernama Jón Pálsson, sementara ayah Jón bernama Páll Jónsson (anak dari Jón). Jadi, nama belakang mereka tidak sama. Hal ini juga berarti, dalam sebuah keluarga, setiap anak bisa memiliki nama belakang yang berbeda jika mereka memilih menggunakan nama ibu.
Alasan Historis dan Budaya
Alasan di balik sistem penamaan unik ini berakar pada sejarah dan budaya Islandia. Jauh sebelum penetapan nama keluarga menjadi norma di banyak negara, sistem patronimik dan matronimik telah digunakan secara luas di negara-negara Skandinavia. Meskipun negara-negara seperti Norwegia, Swedia, dan Denmark akhirnya mengadopsi nama keluarga, Islandia tetap mempertahankan tradisi kuno ini.
Salah satu alasannya adalah populasi Islandia yang relatif kecil dan terisolasi. Dengan populasi yang sedikit, tidak ada kebutuhan mendesak untuk sistem penamaan yang rumit. Menggunakan nama ayah atau ibu sudah cukup untuk membedakan satu individu dari yang lain. Selain itu, ada juga faktor kesetaraan gender yang telah lama mengakar dalam budaya mereka. Sistem matronimik yang opsional menunjukkan bahwa peran ibu dalam garis keturunan sama pentingnya dengan peran ayah.