DNA yang telah dimodifikasi itu disuntikkan kepada sel-sel pelargonium melalui bakteri, yang kemudian terintegrasi dengan genom tanaman. Tanaman baru yang tumbuh dari sel-sel transgenik itu menggndung gen yang telah dimodifikasi dan menghasilkan cabang dan daun yang jumlahnya lebih banyak daripada biasanya.
Tanaman itu juga memiliki daun dan bunga berukuran kecil, dengan warna yang indah, serta mengandung hormon sitokinin lebih banyak, yang berarti tanaman itu berumur lebih panjang (tahan lama) daripada biasanya.