Pusat tenaga nuklir legendaris di Amerika Serikat, Three Mile Island, tengah bersiap untuk kembali beroperasi setelah sempat dinonaktifkan karena masalah ekonomi. Terletak di negara bagian Pennsylvania, fasilitas ini dijadwalkan akan aktif kembali pada tahun 2027, menandai babak baru dalam sejarah salah satu situs nuklir paling dikenal di dunia—baik karena potensinya maupun masa lalunya yang kontroversial.
Langkah pengaktifan kembali ini diumumkan oleh pihak Constellation Energy, perusahaan energi yang saat ini mengelola Three Mile Island. Keputusan ini muncul setelah kesepakatan penting yang diteken dengan Microsoft pada September 2024 lalu, di mana Constellation akan memasok energi nuklir selama 20 tahun ke depan untuk mendukung kebutuhan data center raksasa teknologi tersebut.
Kemitraan ini menjadi pemicu utama bagi kebangkitan kembali Three Mile Island, terutama karena permintaan energi meningkat drastis akibat ekspansi kecerdasan buatan (AI) yang terkenal “haus daya”. Teknologi AI yang berkembang pesat saat ini memerlukan pasokan listrik yang stabil, besar, dan rendah emisi—kombinasi yang hanya bisa dipenuhi oleh energi nuklir dalam skala besar.
Jejak Sejarah yang Tak Terlupakan
Three Mile Island bukanlah nama asing bagi dunia. Fasilitas ini menjadi pusat perhatian internasional pada tahun 1979, ketika mengalami salah satu kecelakaan nuklir paling serius dalam sejarah AS: insiden “Partial Meltdown”. Saat itu, sistem pendingin reaktor gagal berfungsi sehingga sebagian bahan bakar nuklir mengalami pelelehan. Walaupun tidak menyebabkan korban jiwa secara langsung, peristiwa tersebut mengguncang publik dan mengubah arah kebijakan nuklir Amerika selama beberapa dekade.
Setelah bertahun-tahun beroperasi, Three Mile Island akhirnya ditutup pada tahun 2019 karena pertimbangan ekonomi, ditandai pula dengan perubahan nama fasilitas menjadi Crane Clean Energy Center. Namun, dengan kebutuhan listrik yang melonjak, terutama dari sektor teknologi digital dan AI, kebijakan ini mulai dievaluasi ulang.