Dengan memilih negara yang masuk daftar GPI, wisatawan memiliki peluang lebih besar untuk menikmati perjalanan tanpa rasa khawatir. Mulai dari kota klasik seperti Wina (Austria) hingga lanskap eksotis Reykjavik (Islandia), semua menawarkan pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan.
Bagaimana dengan Negara Lain?
Dalam laporan GPI 2025:
-
Inggris mengalami peningkatan peringkat ke posisi 30 (naik dua tingkat dari tahun lalu).
-
Amerika Serikat, sayangnya, berada jauh di posisi 128, bahkan di bawah Mozambik, Kenya, dan Afrika Selatan.
-
Beberapa negara Asia Tenggara seperti Singapura berhasil masuk ke peringkat atas karena stabilitas politik dan keamanan domestik yang baik.
Di Balik Kedamaian, Dunia Sedang dalam Krisis
Meskipun ada sejumlah negara yang makin damai, kondisi global justru menunjukkan tren sebaliknya. GPI 2025 mencatat penurunan signifikan dalam tingkat perdamaian dunia.
Beberapa temuan penting:
-
Jumlah konflik bersenjata aktif mencapai 59, tertinggi sejak Perang Dunia II.
-
Ada peningkatan keterlibatan negara ketiga dalam konflik luar wilayahnya—78 negara kini terlibat dalam konflik eksternal.
-
Rusia untuk pertama kalinya menduduki posisi sebagai negara paling tidak damai, disusul oleh Ukraina, Sudan, Republik Demokratik Kongo, dan Yaman.
-
Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara tetap menjadi yang paling rawan secara global.
The Great Fragmentation: Dunia Menuju Era Keterpecahan Baru
Steve Killelea menyebut bahwa dunia kini berada dalam fase yang disebut sebagai The Great Fragmentation. Istilah ini menggambarkan terpecahnya tatanan global secara drastis akibat:
-
Meningkatnya korban konflik
-
Ketidakstabilan politik
-
Menurunnya kohesi sosial antarnegara dan antarwarga
-
Melemahnya aliansi internasional tradisional seperti NATO atau ASEAN