Pihak Masjid Istiqlal sendiri membantah adanya tema "Menu Buka Puasa Pro Israel" yang beredar di media sosial. Mereka menegaskan bahwa kegiatan buka puasa di sana tidak bermaksud untuk memihak pada pihak tertentu dalam konflik internasional, namun lebih kepada semangat kemanusiaan dan rasa empati terhadap para korban konflik di berbagai belahan dunia.
Dalam perkembangan lain, Wanda Hamidah pun sempat menyebutkan bahwa ulama-ulama dan masyarakat di Jakarta seharusnya menghentikan permusuhan antara Indonesia dan Israel. Pernyataan ini pun langsung disambut reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang menegaskan bahwa Indonesia tetap menolak penjajahan dan pendudukan terhadap negara Palestina serta tidak akan membenarkan hubungan diplomatik dengan Israel.
Kisruh viral masjid Istiqlal terkait kegiatan buka puasa ini pun menjadi perhatian serius bagi masyarakat luas, khususnya mereka yang peduli terhadap isu Palestina dan konflik politik internasional. Kondisi ini pun menimbulkan berbagai pandangan dan opini dari berbagai kalangan yang mendukung maupun menentang kegiatan yang terjadi di Masjid Istiqlal.
Dengan viralnya isu ini, tentunya menjadi penting bagi masyarakat untuk tetap bijak dalam menanggapi dan menyikapi kontroversi yang terjadi. Terlebih, isu-isu politik internasional memang tidak jarang mencuat ke permukaan dalam berbagai kegiatan di negeri ini. Keberadaan sebuah tempat ibadah seharusnya tetap dijaga sebagai tempat yang netral dan damai, tanpa memihak pada isu politik yang sensitif.