Pengurangan subsidi energi diesel ini diharapkan mampu memberikan efisiensi dalam pengeluaran pemerintah Malaysia. Dengan menghemat anggaran sebesar Rp 13,7 triliun, pemerintah dapat mengalokasikan dana yang tersedia untuk program-program pembangunan yang lebih produktif, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Keputusan ini tentu saja mendapat beragam tanggapan dari masyarakat Malaysia. Di satu sisi, ada yang mendukung langkah ini sebagai upaya yang realistis untuk menghadapi tekanan ekonomi. Namun, di sisi lain, terdapat pula keprihatinan akan dampak langsung yang mungkin dirasakan oleh masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
Pemerintah Malaysia juga menyampaikan bahwa pengurangan subsidi energi diesel ini akan diiringi dengan upaya untuk melindungi kalangan masyarakat yang rentan terdampak. Program-program bantuan sosial dan perlindungan sosial akan ditingkatkan sebagai upaya untuk meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar.