Di sisi lain, Tiongkok tampak lebih berhati-hati dalam menyikapi situasi ini. Meski secara ideologis dekat, Beijing tidak ingin kawasan terguncang instabilitas, terutama ketika Tiongkok sedang menghadapi tekanan ekonomi dan politik internasional.
Dunia Menuju Masa Depan yang Penuh Sensor dari Langit
Fenomena ini bukan hanya soal rudal atau satelit, tetapi soal siapa yang menguasai data. Dalam dunia modern, informasi adalah senjata. Dengan satelit mata-mata, Korea Utara tidak hanya mengintai, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka kini punya “mata di langit”—kemampuan mengumpulkan intelijen sendiri tanpa bergantung pada siapa pun.
Kondisi ini membuat dunia semakin waspada terhadap apa yang terjadi di orbit bumi. Jika sebelumnya hanya negara-negara besar seperti AS, Rusia, dan Tiongkok yang menguasai pengintaian satelit, kini Korea Utara mulai menembus batas itu.
Meski masih diragukan kemampuan teknisnya untuk setara dengan negara maju, peluncuran ini tetap menjadi bukti bahwa pengawasan dari luar angkasa telah menjadi medan baru konflik antar negara—senyap, tak terlihat, tapi sangat menentukan.